Arti Nama Angkatan
"Teman Setia di Gunung Agung"
Abisatya Prawarta Agung, merupakan nama angkatan dari Anggota Muda XXXV Perhimpunan Penjelajah Alam Jamadagni Bandung. Nama ini memiliki arti 'Teman Setia yang Menjelajah di Gunung Agung'.
Adapun Abisatya Prawata Agung kami ambil dari dua bahasa yaitu Sansekerta dan Sunda dengan alasan:
1. Bahasa Sansekerta terasa lebih bermakna dengan bahasanya yang tidak umum namun banyak ditemukan makna - makna tersirat didalamnya. Lalu, bahasa Sansekert juga merupakan bahasa utama dari Agama Hindu, dan Agama hindu merupakan agama mayoritas di tanah Bali, tempat kami berekspedisi, dengan kata lain Bahasa Sansekerta bisa disebut sebagai bahasa dari Bal yang beragama Hindu.
Arti Abisatya dan Prawata berdasarkan Kamus Sansekerta - Indonesia karya Dr. Purwadi, M.Hum dan Eko Purnomo, S.Ip published by BudayaJawa.com tahun 2008 sebagai berikut
Abisatya : Teman Setia
Prawata : Gunung
dan Agung merupakan nama Gunung di Pulau Bali
Angkatan 35 PPA Jamadagni
- Melakukan Pendidikan Dasar XXXV PPA Jamadagni di Kawasan Konservasi Kareumbi pada tanggal 27 Desember 2010 - 2 Januari 2011, pada masa ini kami masih belum terlalu mengenal satu sama lain
- Proses Pendidikan Lanjutan (Diklat), pada masa ini adalah proses penjajakan kami untuk mengenal satu sama lain, banyak hal yang kami alami pada masa diklat ini, pada masa ini kami memang masih sulit bersatu karena kami semua berasal dari berbagai golongan sehingga Jamadagni bukan prioritas utama kami
- Masa Ekspedisi (Pra, Pelaksanaan, dan Pasca) pada masa inilah kami mulai bersatu, kamu mulai lebih mengenal teman - teman satu angkatan kami. Pada masa ekspedisi kami dituntut untuk selalu hadir full team, oleh karena itu Jamadagni menjadi prioritas utama kami dan disinilah kami sering menghabiskan waktu bersama. Banyak diantara kami yang terkadang masih mementingkan egonya sendiri tapi kami memahaminya dan tetap terus merangkul dan menganggapnya sebagai bagian dari kami. Proses Pra Ekspedisi yang menghabiskan waktu hampir 3 bulan mempererat tali ikatan kami semua, namun pada saat pelaksanaannya kami harus menerima dua rekan kami yang tidak bisa mengikuti ekspedisi, akan tetapi mereka tetap menjadi bagian dari kami. Ekspedisi merupakan titik balik angkatan kami, pada saat tersebut kami merasa memang satu keluarga, banyak hal yang kami bicarakan mulai hal yang tidak penting sampai hal yang penting, pada saat inilah kami benar benar harus saling mengerti dan menjaga satu sama lain.
Kami memiliki satu tujuan yang ingin kami capai, yaitu berkontribusi untuk Jamadagni.
Anggota Muda XXXV PPA Jamadagni
- Ageng Watugilang
- Chaka Putra Pratama
- M. Hambudi Sulendra
- M. Najmi Naufal
- M. Rifan Fauzan G
- Mamduh Mahfuzi
- Rafi Nabila Karjadi
- Rega Renata Abdullah
- Rizky Hartawan
- Utari Hambawati
Hubungan Nama Angkatan dan Analisis Angkatan
Nama Angkatan kami memiliki nilai historis, ciri khas, dan doa serta harapan angkatan kami. Ekspedisi kami ke Gunung Agung memiliki nilai historis dan ciri khas angkatan kami. Ekspedisi merupakan pengalaman berharga bagi kami dimana kami mendapat banyak hal dan merupakan titik balik angkatan kami. Ciri khas angkatan kami merupakan angkatan Jamadagni pertama yang melakukan ekspedisi ke Gunung Agung. Oleh karena itu Nama Angkatan kami memiliki kata Ngambah Prawata Agung. Unsur doa dan harapan kami adalah tetap setia pada angkatan kami sendiri dan pada Jamadagni, oleh karenanya nama angkatan kami memiliki kata Abisatya.
Anggota Muda XXXV
Kamis, 05 April 2012
Kamis, 16 Februari 2012
Jalur Pendakian Gn. Agung
Jalur pendakian sebelah kiri adalah jalur besakih dan yg sebelah kanan adalah jalur nangka yang ternyata buntu karena ada tebing.
Gunung Agung 3.142 mdpl
Bali, pulau eksotik penuh dengan pesona indah yang ditawarkan baik itu berupa pemandangan indah maupun budaya yang beragam. Maka tak jarang Bali terkenal dengan sebutan surga dunia. Akan tetapi, sorotan masyarakat umum mengenai Bali hanyalah mengenai pantai dan kehidupan budaya masyarakatnya. Padahal ada satu hal lagi yang menarik dari Bali, yaitu Gunung Agung. Hal tersebutlah yang membuat kami, PPA Jamadagni, tertarik untuk melakukan sebuah perjalanan ke Gunung Agung yang kami sebut “Ekspedisi Gunung Agung Bali”.
Gunung Agung merupakan gunung tertinggi di Pulau Bali. Menurut penduduk setempat, gunung Agung merupakan pecahan dari Gunung Semeru. Menurut legenda, Bali dahulunya sering terjadi gempa, sehingga Dewa mengambil sebagian dari Gunung Semeru untuk dipindahkan ke Bali sebagai penyeimbang pulau tersebut. Dan sekarang Gunung Agung menjadi gunung tersuci di pulau Bali.
Seperti gunung pada umumnya, gunung Agung pun memiliki pantangan-pantangan bagi para pendaki. Seperti pantangan untuk membawa dan memakan makanan yang bersumber dari sapi. Selain itu, gunung Agung dianggap sebagai tempat suci bagi masyarakat sekitar sehingga bagi pendaki wanita yang sedang berhalangan tidak diperbolehkan untuk mendaki gunung ini.
Gunung Agung juga merupakan gunung yang digunakan masyarakat setempat untuk melakukan upacara adat pada hari-hari besar keagamaan Hindu. Maka dari itu, setiap ada acara besar keagamaan seperti Galungan tidak diperkenankan bagi masyarakat umum untuk mendaki karena jalur pendakian hanya dibuka untuk masyarakat yang ingin menjalankan ritual keagamaan. Adapun waktu yang dilarang untuk mendaki adalah hari-hari besar keagamaan umat Hindu dan saat bulan purnama serta bulan baru.
Pendakian ke gunung Agung dapat dilakukan melalui beberapa jalur. Jalur favorit para pendaki adalah jalur Besakih karena selain sudah terawat jalurnya, sudah tersedia pula layanan guide bagi semua yang ingin mendaki. Penggunaan guide ini sudah menjadi persyaratan bagi para pendaki dari pemerintah Bali untuk meminimalisir jumlah pendaki yang hilang. Jalur Besakih ini dimulai dari Pura Besakih, salah satu pura terbesar di Bali. Jalur lainnya adalah melalui Pasar Agung. Secara umum, jalur Pasar Agung lebih pendek karena titik startnya sudah lebih tinggi daripada jalur Besakih. Dahulu, sebelum Gunung Agung meletus (tahun 60-an) masih terdapat jalur di daerah desa Nangka, namun sekarang setelah letusan gunung tersebut, jalur tersebut terputus. Akibat letusan tersebut, terdapat sungai yang kering apabila musim kemarau dan apabila musim hujan, sungai tersebut menjadi sungai tadah hujan.
Banyak keindahan yang tersimpan di Gunung Agung. Salah satunya adalah keindahan arsitektur dari Pura Besakih yang merupakan titik start pendakian. Pura Besakih merupakan pura terbesar di Pulau Bali. Sudah banyak turis mancanegara yang datang untuk menikmati pura. Keindahan lainnya adalah kita bisa menikmati pemandangan puncak Gunung Rinjani pada pagi hari apabila cuaca mendukung.
Tak lengkap rasanya apabila kita mengunjungi Bali hanya untuk berbelanja dan menimati keindahan pantainya. Namun, perjalanan kita bisa dilengkapi dengan berjalan-jalan ke Puncak Gunung Agung. Begitupun, ekspedisi kami yang menorehkan banyak kenangan indah di Gunung Agung dan Pulau Bali, ekspedisi PPA Jamadagni.
Senin, 21 November 2011
Jurnal Perjalanan Ekspedisi Gn. Agung Anggota Muda XXXV PPA Jamadagni
Hari ke-1 (Selasa, 5 Juli 2011)
Kita presentasi dulu |
briefing! |
Di hari ke 2 ini kami masih melanjutkan perjalanan menuju Bali, pagi harinya kami sarapan di kota Rembang, Makan siang di Pasuruan, dan Makan Malam di Situbondo, tidak banyak cerita yang kami jalani di bus sepanjang perjalanan di hari kedua ini. Pada malam harinya kami menyebrang menggunakan kapal ferry dari Ketapang ke Gilimanuk dan akhirnya! Kami menginjak tanah BALI! Pada jam set12 malam.
Hari ke 3 (Kamis, 7 Juli 2011)
Foto bersama Kang Gede |
Dini hari, tepatnya pukul 01.22, tim ekspedisi dijemput oleh salah satu anggota Jamadagni yang bertempat tinggal di Bali, Kang Gede Yasa dan tim ekspedisi dibawa kerumahnya. Sampai jam 3 subuh kami berbincang bincang dan makan malam setelah itu kami pun tertidur. Pagi harinya jam 6.30 kami bangun dan mencari elf untuk transportasi menuju Desa Nangka, sebelumnya kami berangkat dulu menuju Pasar Sukowati untuk membeli perbekalan untuk pendakian nanti.
Di rumah kepala adat |
Hari ke4 (Jum’at, 8 Juli 2011)
makan! makan! |
pemanasan dulu |
mulai berjalan |
lewati semak semak |
tidak lupa beribadah |
lewati sungai kering |
Hari ke 5 (Sabtu, 9 Juli 2011)
ayo panjat! |
olahraga pagi |
terabas terus! |
Hari ke 6 (Minggu, 10 Juli 2011)
tebing penghalang |
turun dengan perasaan kecewa |
Hari ke 7 (Senin, 11 Juli 2011)
Foto Bersama di Pura Besakih |
berdoa bersama di Besakih |
Jalur Besakih |
rasa sakit pun datang |
Hari ke 8 (Selasa, 12 Juli 2011)
Summit Attack! |
terus melangkahkan kaki ke puncak |
Menikmati indahnya puncak |
bersama turis asing~ |
istirahat sejenak |
Anggota Muda XXXV at Puncak Agung |
Menatap langit |
Sampai tiba saatnya langit mulai gelap dan menyuruh kami turun, anehnya pada saat turun kami semua terpencar, hanya Chaka dan Ucon yang sampai ke tempat camp tadi, sisanya tersesat. Untung ada guide yang datang menjemput teman kami yang tersesat.
Tim Ekspedisi di Puncak Agung 3.142 mdpl |
jalan turun |
mendata jalur |
Hari ke 9 (Rabu, 13 Juli 2011)
berbincang di halaman rumah Kang Gede |
Sunset di Kuta |
Hari ke 10 (Kamis, 14 Juli 2011)
Pagi hari kami dijemput pleh travel, kamipun pulang ke Bandung. Pertama tama kami naik travel dulu dari Rumah Kang Gede di Denpasar sampai Stasiun Gubeng di Surabaya, sebelumnya kami ambil tiket untuk kereta di Pelabuhan Ketapang. lalu sarapan pagi di SItubondo, di perjalanan ini tidak ada sesuatu yang spesial hanya canda tawa da obrolan yang memeriahkan kami selama perjalanan. Sampai di Stasiun Gubeng jam 1 siang, sambil menunggu kereta yang datang jam 3 sore, kami istirahat dahulu dengan mandi dan makan. kereta datang dan kami melanjutkan perjalanan ke Bandung.
Hari ke 11 (Jum'at, 15 Juli 2011)
Sampai Bandung |
at Sekre JMD |
foto di sekolah |
Sekianlah catatan perjalanan kami, Anggota Muda XXXV PPA Jamadagni ke Gunung Agung, Bali 3.142 mdpl. Semoga dapat bermanfaat.
Minggu, 06 November 2011
Informasi Ekspedisi Gunung Agung Bali
Secara Administratif, Gunung Agung terletak di Pulau Bali, tepatnya Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Dengan Koordinat astronomis pada titik 8 342' dan 115 508'. Dengan ketinggian 3.142 mdpl. Gunung Agung merupakan gunung berapi tipe stratovulcano.
Transportasi (Bandung - Bali - Bandung)*
Keberangkatan
Bandung - Denpasar :
Bus Kramat Djati Rp 340.000,00/org
Bandung : Terminal Kramat Djati, Jl. Ambon No.3 Bandung Telp: 022-4200858
Denpasar : Terminal Ubung Jl. HOS. Cokroaminoto, Denpasar
Terminal Ubung - Desa Budakeling, Kab. Karangasem (Start via Jalur Nangka)
Carter Elf Rp 300.000,00/kendaraan (tergantung Negosiasi)
Terminal Ubung - Pura Besakih (Start via Besakih)
Carter Elf Rp 450.000,00/kendaraan (tergantung Negosiasi)
Alternatif Transportasi
Bandung (St. Bandung) - Surabaya (St. Gubeng)
Kereta Api Bisnis Mutiara Selatan Rp 165.000,00/orang (17.00 - 06.11)
Kereta Api Eksekutif Argo Wilis Rp 235.000,00/orang (07.00 - 19.00)
Kereta Api Ekekutif Turangga Rp 235.000,00/orang (19.00 - 07.40)
Bandung (St. Kiaracondong) - Surabaya & Sebaliknya
Kereta Api Ekonomi Pasundan Rp 45.000,00/orang
Jakarta (Gambir) - Surabaya
Kereta Api Eksekutif BIMA Rp 305.000,00/orang (17.00 - 05.44)
Surabaya - Banyuwangi
Kereta Api Bisnis Mutiara Timur Rp 95.000,00/orang (09.00 - 16.00)
Rp 65.000,00/orang (22.30 - 05.17)
Banyuwangi : Stasiun Banyuwangi Baru Jl. Jend. Gatot Subroto, Banyuwangi
Banyuwangi - Gilimanuk
Ferri Rp 8.000/orang (tersedia setiap satu jam sekali)
Banyuwangi : Pelabuhan Katapang, Jl. Jend. Gatot Subroto, Banyuwangi
Gilimanuk : Pelabuhan Gilimanuk, Jl. Raya Gilimanuk, Bali
informasi lebih : http://www.kereta-api.co.id
*tarif dan jadwal sewaktu - waktu dapat berubah sesuai keadaan
Transportasi (Bandung - Bali - Bandung)*
Keberangkatan
Bandung - Denpasar :
Bus Kramat Djati Rp 340.000,00/org
Bandung : Terminal Kramat Djati, Jl. Ambon No.3 Bandung Telp: 022-4200858
Denpasar : Terminal Ubung Jl. HOS. Cokroaminoto, Denpasar
Terminal Ubung - Desa Budakeling, Kab. Karangasem (Start via Jalur Nangka)
Carter Elf Rp 300.000,00/kendaraan (tergantung Negosiasi)
Terminal Ubung - Pura Besakih (Start via Besakih)
Carter Elf Rp 450.000,00/kendaraan (tergantung Negosiasi)
Kepulangan
Pura Besakih - Terminal Ubung, Denpasar
Carter Elf Rp 450.000,00/kendaraan (tergantung Negosiasi)
Terminal Ubung - Surabaya
Surabaya : Stasiun Kereta Api Gubeng, Jalan Gubeng Raya Jl. Gubeng Masjid 1 Telp (031) 5033115
Travel dari Ubung Rp 120.000,00/orang
Surabaya - Bandung
Kereta Api Bisnis Mutiara Selatan Rp 165.000,00/orang (17.00 - 06.11)
Bandung : Stasiun Kereta Api Bandung Jl. Kebon Kawung no.22
Alternatif Transportasi
Bandung (St. Bandung) - Surabaya (St. Gubeng)
Kereta Api Bisnis Mutiara Selatan Rp 165.000,00/orang (17.00 - 06.11)
Kereta Api Eksekutif Argo Wilis Rp 235.000,00/orang (07.00 - 19.00)
Kereta Api Ekekutif Turangga Rp 235.000,00/orang (19.00 - 07.40)
Bandung (St. Kiaracondong) - Surabaya & Sebaliknya
Kereta Api Ekonomi Pasundan Rp 45.000,00/orang
Jakarta (Gambir) - Surabaya
Kereta Api Eksekutif BIMA Rp 305.000,00/orang (17.00 - 05.44)
Surabaya - Banyuwangi
Kereta Api Bisnis Mutiara Timur Rp 95.000,00/orang (09.00 - 16.00)
Rp 65.000,00/orang (22.30 - 05.17)
Banyuwangi : Stasiun Banyuwangi Baru Jl. Jend. Gatot Subroto, Banyuwangi
Banyuwangi - Gilimanuk
Ferri Rp 8.000/orang (tersedia setiap satu jam sekali)
Banyuwangi : Pelabuhan Katapang, Jl. Jend. Gatot Subroto, Banyuwangi
Gilimanuk : Pelabuhan Gilimanuk, Jl. Raya Gilimanuk, Bali
informasi lebih : http://www.kereta-api.co.id
*tarif dan jadwal sewaktu - waktu dapat berubah sesuai keadaan
Perizinan
1. Membawa surat jalan dari polisi & pihak terkait untuk melakukan pendakian
2. Membawa Kartu Identitas (KTP, Kartu Pelajar, dll) karena ada pengecekan saat masuk Prov. Bali
3. Perizinan kepada Kepala Adat di Desa Budakeling (jika via nangka)
4. Perizinan di Pos Pendakian Pura Besakih ditambah biaya guide sebesar Rp 800.000,00
Peraturan Lokal Pendakian
1. Dilarang membawa makanan yang berbahan Daging Sapi selama pendakian
2. Dilarang memiliki niat buruk saat pendakian
3. Dilarang meminum mata air suci tanpa sepengetahuan pihak berwenang
4. Dilarang buang sampah sembarangan
5. Harus menjaga kelestarian alam Gn. Agung
6. Wanita yang datang bulan dilarang mendaki
7. Harus menjaga jarak antar sesama pendaki
8. Dilarang berkata kasar
9. Tidak boleh mendaki bertepatan dengan upacara adat seperti galungan (yang pasti diselenggarakan pada hari rabu), kuningan (yang pasti diselenggarakan pada hari sabtu), usaba mungkah dll
No. Telpon Penting
Polda Bali : 0361 227711
Polres Karangasem : 0361 212220
Polres Klungkung : 0366 21115
Polres Bangli : 0366 91116
Tourism Information Centre : 166
Karangasem Gov.,Culture and Tourism Office : 0363 21196
Perum Perhutani Bali : 0361 237039
Badan Koservasi Sumber Daya Alam Bali (BKSDA) : 0361 720063
Badan SAR Bali : 0361 751115/115
Ambulance : 118
Fasilitas Kesehatan Terdekat
- BIMC Hospital, Kuta
Jl. Ngurah Rai By Pass, Denpasar 0361 761253
- Rumah Sakit Umum Amlapura
Jl. Ngurah Rai Amlapura, Bali 0361 21470
- Klinik Candidasa
Jl. Raya Karangasem 08129916661
- Puskesmas Selat
Jl. Baledan Selat
- Puskesmas Susut, Tiga Susut
- Puskesmas Tembuku
Jl. Airlangga
Polda Bali : 0361 227711
Polres Karangasem : 0361 212220
Polres Klungkung : 0366 21115
Polres Bangli : 0366 91116
Tourism Information Centre : 166
Karangasem Gov.,Culture and Tourism Office : 0363 21196
Perum Perhutani Bali : 0361 237039
Badan Koservasi Sumber Daya Alam Bali (BKSDA) : 0361 720063
Badan SAR Bali : 0361 751115/115
Ambulance : 118
Fasilitas Kesehatan Terdekat
- BIMC Hospital, Kuta
Jl. Ngurah Rai By Pass, Denpasar 0361 761253
- Rumah Sakit Umum Amlapura
Jl. Ngurah Rai Amlapura, Bali 0361 21470
- Klinik Candidasa
Jl. Raya Karangasem 08129916661
- Puskesmas Selat
Jl. Baledan Selat
- Puskesmas Susut, Tiga Susut
- Puskesmas Tembuku
Jl. Airlangga
Langganan:
Postingan (Atom)