Kamis, 05 April 2012

Abisatya Prawata Agung

Arti Nama Angkatan 
"Teman Setia di Gunung Agung"

       Abisatya Prawarta Agung, merupakan nama angkatan dari Anggota Muda XXXV Perhimpunan Penjelajah Alam Jamadagni Bandung. Nama ini memiliki arti 'Teman Setia yang Menjelajah di Gunung Agung'.
       Adapun Abisatya  Prawata Agung kami ambil dari dua bahasa yaitu Sansekerta dan Sunda dengan alasan:
       1. Bahasa Sansekerta terasa lebih bermakna dengan bahasanya yang tidak umum namun banyak ditemukan makna - makna tersirat didalamnya. Lalu, bahasa Sansekert juga merupakan bahasa utama dari Agama Hindu, dan Agama hindu merupakan agama mayoritas di tanah Bali, tempat kami berekspedisi, dengan kata lain Bahasa Sansekerta bisa disebut sebagai bahasa dari Bal yang beragama Hindu.

Arti Abisatya dan Prawata berdasarkan Kamus Sansekerta - Indonesia karya Dr. Purwadi, M.Hum dan Eko Purnomo, S.Ip published by BudayaJawa.com tahun 2008 sebagai berikut
Abisatya        : Teman Setia
Prawata         : Gunung

dan Agung merupakan nama Gunung di Pulau Bali


Angkatan 35 PPA Jamadagni
- Melakukan Pendidikan Dasar XXXV PPA Jamadagni di Kawasan Konservasi Kareumbi pada tanggal 27 Desember 2010 - 2 Januari 2011, pada masa ini kami masih belum terlalu mengenal satu sama lain
- Proses Pendidikan Lanjutan (Diklat), pada masa ini adalah proses penjajakan kami untuk mengenal satu sama lain, banyak hal yang kami alami pada masa diklat ini, pada masa ini kami memang masih sulit bersatu karena kami semua berasal dari berbagai golongan sehingga Jamadagni bukan prioritas utama kami
- Masa Ekspedisi (Pra, Pelaksanaan, dan Pasca) pada masa inilah kami mulai bersatu, kamu mulai lebih mengenal teman - teman satu angkatan kami. Pada masa ekspedisi kami dituntut untuk selalu hadir full team, oleh karena itu Jamadagni menjadi prioritas utama kami dan disinilah kami sering menghabiskan waktu bersama. Banyak diantara kami yang terkadang masih mementingkan egonya sendiri tapi kami memahaminya dan tetap terus merangkul dan menganggapnya sebagai bagian dari kami. Proses Pra Ekspedisi yang menghabiskan waktu hampir 3 bulan mempererat tali ikatan kami semua, namun pada saat pelaksanaannya kami harus menerima dua rekan kami yang tidak bisa mengikuti ekspedisi, akan tetapi mereka tetap menjadi bagian dari kami. Ekspedisi merupakan titik balik angkatan kami, pada saat tersebut kami merasa memang satu keluarga, banyak hal yang kami bicarakan mulai hal yang tidak penting sampai hal yang penting, pada saat inilah kami benar benar harus saling mengerti dan menjaga satu sama lain.
Kami memiliki satu tujuan yang ingin kami capai, yaitu berkontribusi untuk Jamadagni.

Anggota Muda XXXV PPA Jamadagni
- Ageng Watugilang
- Chaka Putra Pratama
- M. Hambudi Sulendra
- M. Najmi Naufal
- M. Rifan Fauzan G
- Mamduh Mahfuzi
- Rafi Nabila Karjadi
- Rega Renata Abdullah
- Rizky Hartawan
- Utari Hambawati

Hubungan Nama Angkatan dan Analisis Angkatan
Nama Angkatan kami memiliki nilai historis, ciri khas, dan doa serta harapan angkatan kami. Ekspedisi kami ke Gunung Agung memiliki nilai historis dan ciri khas angkatan kami. Ekspedisi merupakan pengalaman berharga bagi kami dimana kami mendapat banyak hal dan merupakan titik balik angkatan kami. Ciri khas angkatan kami merupakan angkatan Jamadagni pertama yang melakukan ekspedisi ke Gunung Agung. Oleh karena itu Nama Angkatan kami memiliki kata Ngambah Prawata Agung. Unsur doa dan harapan kami adalah tetap setia pada angkatan kami sendiri dan pada Jamadagni, oleh karenanya nama angkatan kami memiliki kata Abisatya.

Kamis, 16 Februari 2012

Jalur Pendakian Gn. Agung

Jalur pendakian sebelah kiri adalah jalur besakih dan yg sebelah kanan adalah jalur nangka yang ternyata buntu karena ada tebing.

Gunung Agung 3.142 mdpl


Bali, pulau eksotik penuh dengan pesona indah yang ditawarkan baik itu berupa pemandangan indah maupun budaya yang beragam. Maka tak jarang Bali terkenal dengan sebutan surga dunia. Akan tetapi, sorotan masyarakat umum mengenai Bali hanyalah mengenai pantai dan kehidupan budaya masyarakatnya. Padahal ada satu hal lagi yang menarik dari Bali, yaitu Gunung Agung. Hal tersebutlah yang membuat kami, PPA Jamadagni, tertarik untuk melakukan sebuah perjalanan ke Gunung Agung yang kami sebut “Ekspedisi Gunung Agung Bali”.
Gunung Agung merupakan gunung tertinggi di Pulau Bali. Menurut penduduk setempat, gunung Agung merupakan pecahan dari Gunung Semeru. Menurut legenda, Bali dahulunya sering terjadi gempa, sehingga Dewa mengambil sebagian dari Gunung Semeru untuk dipindahkan ke Bali sebagai penyeimbang pulau tersebut. Dan sekarang Gunung Agung menjadi gunung tersuci di pulau Bali.
Seperti gunung pada umumnya, gunung Agung pun memiliki pantangan-pantangan bagi para pendaki. Seperti pantangan untuk membawa dan memakan makanan yang bersumber dari sapi. Selain itu, gunung Agung dianggap sebagai tempat suci bagi masyarakat sekitar sehingga bagi pendaki wanita yang sedang berhalangan tidak diperbolehkan untuk mendaki gunung ini.
Gunung Agung juga merupakan gunung yang digunakan masyarakat setempat untuk melakukan upacara adat pada hari-hari besar keagamaan Hindu. Maka dari itu, setiap ada acara besar keagamaan seperti Galungan tidak diperkenankan bagi masyarakat umum untuk mendaki karena jalur pendakian hanya dibuka untuk masyarakat yang ingin menjalankan ritual keagamaan. Adapun waktu yang dilarang untuk mendaki adalah hari-hari besar keagamaan umat Hindu dan saat bulan purnama serta bulan baru.  
Pendakian ke gunung Agung dapat dilakukan melalui beberapa jalur. Jalur favorit para pendaki adalah jalur Besakih karena selain sudah terawat jalurnya, sudah tersedia pula layanan guide bagi semua yang ingin mendaki. Penggunaan guide ini sudah menjadi persyaratan bagi para pendaki dari pemerintah Bali untuk meminimalisir jumlah pendaki yang hilang. Jalur Besakih ini dimulai dari Pura Besakih, salah satu pura terbesar di Bali. Jalur lainnya adalah melalui Pasar Agung. Secara umum, jalur Pasar Agung lebih pendek karena titik startnya sudah lebih tinggi daripada jalur Besakih. Dahulu, sebelum Gunung Agung meletus (tahun 60-an) masih terdapat jalur di daerah desa Nangka, namun sekarang setelah letusan gunung tersebut, jalur tersebut terputus. Akibat letusan tersebut, terdapat sungai yang kering apabila musim kemarau dan apabila musim hujan, sungai tersebut menjadi sungai tadah hujan.
 Banyak keindahan yang tersimpan di Gunung Agung. Salah satunya adalah keindahan arsitektur dari Pura Besakih yang merupakan titik start pendakian. Pura Besakih merupakan pura terbesar di Pulau Bali. Sudah banyak turis mancanegara yang datang untuk menikmati pura. Keindahan lainnya adalah kita bisa menikmati pemandangan puncak Gunung Rinjani pada pagi hari apabila cuaca mendukung.
Tak lengkap rasanya apabila kita mengunjungi Bali hanya untuk berbelanja dan menimati keindahan pantainya. Namun, perjalanan kita bisa dilengkapi dengan berjalan-jalan ke Puncak Gunung Agung. Begitupun, ekspedisi kami yang menorehkan banyak kenangan indah di Gunung Agung dan Pulau Bali, ekspedisi PPA Jamadagni.